liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Kisah Syekh Jumadil Kubro dan Penyebaran Islam di Majapahit

memuat…

Terlihat makam Syekh Jumadil Kubro yang konon pernah menyebarkan Islam ke Majapahit dan Jawa. (Ist)

Syekh Jumadil Kubro dikenal sebagai seorang pendakwah yang terkenal. Pemilik bernama asli Husain Jamaluddin Akbar ini berperan besar dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Padahal, Wali Songo yang terkenal di Jawa itu berasal dari keturunannya.

Syekh Jumadil Kubro lahir pada tahun 1310 M di negara Malabar, di wilayah Kesultanan Delhi. Beliau memiliki ayah yang merupakan Amir Gubernur Malabar bernama Amir Ahmad Syah Jalaluddin.

Ia diyakini sebagai bapak Wali Songo menurut kronik dan cerita rakyat. Karena beberapa Wali Songo yakni Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) disebut-sebut sebagai cucunya. Bagi Sunan Bonang dan Sunan Drajad, Syekh Jumadil Kubro adalah leluhur mereka.

Sedangkan Sunan Kudus adalah cicitnya (keturunan keempat). Bahkan makam atau jenazah Syekh Jumadil Kubro diyakini berada di beberapa tempat.

Baca juga: Kisah Sunan Giri Melamar 2 Wanita dan Pohon Delima Bertuah

Namun makam Syekh Jumadil Kubro yang berada di lokasi yang sama dengan situs Trowulan Majapahit menunjukkan bahwa ia memiliki hubungan dekat dengan pejabat pemerintah Hindu terbesar.

Padahal lokasinya merupakan pemakaman khusus untuk pemakaman kerabat raja, atau orang-orang di keraton Majapahit. Sehingga diyakini Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam di Majapahit pada era runtuhnya kerajaan.

Sasaran pertama kegiatan dakwahnya adalah di Kerajaan Majapahit, yaitu daerah Trowulan, Mojokerto. Saat berdakwah di Nusantara, Syekh Jumadil Kubro kerap menghadapi tantangan dan kesulitan.

Sejumlah literatur menyebutkan bahwa Syekh Jumadil Kubro yang merupakan salah satu ulama besar pada masanya, kemudian menghadap Sultan Muhammad I sebagai penguasa Kesultanan Utsmaniyah saat itu.

Setelah berkonsultasi dengan Syekh Jumadil Kubro, Sultan Muhammad I kemudian mengundang beberapa tokoh agama dari Timur Tengah dan Afrika yang memiliki karomah untuk membantu perjuangan penyebaran Islam di Nusantara.

Mereka terdiri dari sembilan ulama yang kemudian disebut Wali Songo.
1. Maulana Malik Ibrahim, ahli tata negara dan kedokteran. Berdakwah di Jawa Timur.
2. Maulana Ishak dari Samarkhan, beliau adalah anak dari Sayyid Jumadil Kubro, seorang ahli pengobatan. Berdakwah di Jawa Timur.
3. Maulana Jumadil Kubro, ahli militer. Berdakwah di wilayah Kerajaan Majapahit.
4. Maulana Ahmad al Maghroby (Sunan Geseng) terkenal sebagai da’i ulung di Jawa Tengah.
5. Maulana Malik Isroil adalah seorang ahli dalam mengatur negara. Berdakwah di Jawa Tengah.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar adalah seorang ahli kedokteran dan pertanian. Berdakwah di Jawa Tengah.
7. Maulana Hasanuddin, berdakwah di Jawa Barat.
8. Maulana Alayuddin berdakwah di Jawa Barat dan Banten.
9. Syekh Subakir dari Persia (Iran) adalah seorang okultis (pengorbanan negeri hantu, mengusir roh setan), karyanya di pulau Jawa. Ia kembali ke negerinya Persia pada tahun 1462 M setelah menyelesaikan tugasnya.