Memuat…
Tiko (23) sudah 12 tahun merawat ibunya, Eny, di rumah mewah terbengkalai tanpa listrik di Kompleks PLN, Cakung, Jakarta Timur. Foto: MPI/Bachtiar Rojab
JAKARTA – Kisah mengharukan Tiko (23) yang selama 12 tahun merawat ibunya, Eny di rumah mewah terbengkalai tanpa listrik di Kompleks PLN, Cakung, Jakarta Timur. Selama merawat ibunya yang sakit jiwa, Tiko biasa berjualan gorengan hingga menjadi satpam.
Dengan kondisi rumah yang terbengkalai, kotor, dan tanpa listrik, banyak warga yang bertanya-tanya, bagaimana Tiko menghidupi ibunya?
Dia menceritakan kisah hidupnya. Sejak putus sekolah di kelas 1 SMP, Tiko kerap bekerja paruh waktu dan mengandalkan bantuan warga sekitar. Setelah beranjak dewasa, Tiko biasa berjualan gorengan hingga menjadi satpam.
Baca juga: Selama 12 Tahun, Anak-Anak Jaga Ibunya di Rumah Mewah Terbengkalai Tanpa Listrik di Jakarta Timur
“Mbak, sebelum keadaannya seburuk ini, masih ada usaha gorengan, jadi saya keliling jualan. Semakin banyak ibu datang ke sini, semakin parah keadaannya, makanya saya ditawari RT untuk jadi satpam di sini, kata Tiko di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1/2023).
Ia tidak mengurus rumah mewahnya karena sibuk bekerja dan mengurus ibunya. Bahkan, rumahnya mati listrik sejak ditinggalkan ayahnya selama setahun.
“Tidak lama setelah ayah saya pergi, sekitar 1 tahun terputus. Kurang dari setahun setelah saya pergi, air dan listrik terputus,” katanya.
Tiko hanya mengandalkan penerangan lilin selama 12 tahun. Bahkan, ia juga meminta air mandi kepada tetangga.
“Jadi ambil air dari samping, ada Sanyo, ambil ember gitu. Kalau listrik tidak ada, pakai lilin untuk penerangan,” ujarnya.
Dahulu kala, Tiko adalah orang kaya. Ini karena orang tuanya bekerja sebagai mitra di Kementerian Keuangan.
Belakangan, kondisi kejiwaan ibunya semakin memburuk saat ayahnya meninggalkan Tiko dan ibunya. Parahnya, keadaan keuangannya juga terganggu karena ditelantarkan sang ayah.