memuat…
Siswa konsentrasi Teknik Otomasi Industri menunjukkan inovasinya pada Job Fair yang digelar SMKN 1 Cibinong. Foto/Khusus.
JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merancang Kurikulum Mandiri untuk memberikan fleksibilitas dan dukungan untuk pembelajaran yang berkualitas. Siswa juga memiliki kebebasan untuk berkreasi dan belajar.
Kepala SMK Negeri 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sugiyo mengatakan, sekolah yang dipimpinnya telah menerapkan Implementasi Kurikulum Mandiri sejak dua semester terakhir.
Dikatakannya, melalui Kurikulum Merdeka, sekolah memberikan kebebasan kepada siswa untuk bekerja dan belajar. Ini, kata dia, yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya.
“Dari sudut pandang anak, diberikan kesempatan yang luas pada mata pelajaran tertentu untuk dapat memecahkan masalah yang disajikan secara lebih luas,” ujar Sugiyo dalam Festival Kurikulum Kemandirian Kemendikbud, dikutip Kamis (18/5/2019). 2023).
Baca juga: Berkunjung ke PB PGRI, Gubernur DKI Minta Guru Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
Ia mengungkapkan bahwa tantangan terberat ada pada para guru. Karena guru harus mampu menguasai tataran pelaksanaan penyelesaian materi yang jauh lebih luas.
Hal ini karena setiap anak didorong untuk dapat mempelajari atau menelaah materi dari segala sisi. Sedangkan konsep harus dianggap benar meskipun metodenya berbeda jika hasil target memang ditemukan oleh siswa.
Oleh karena itu, kebebasan anak untuk bekerja dan belajar tidak dibatasi. Terkadang materi yang harus dilakukan tatap muka oleh guru hanya berupa penilaian, evaluasi, input sedangkan pemecahan masalah justru dilakukan secara luwes di luar kelas.
Dikatakannya, karya-karya yang dihasilkan mahasiswa juga berkembang sesuai dengan sisi atau kemampuan pribadi masing-masing. Tidak ada batasan, katanya, agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Menurutnya, guru tidak boleh membatasi melainkan mendorong apa saja yang diminati dan ingin dikembangkan siswa secara optimal.