memuat…
Kurikulum Merdeka dinilai mampu meningkatkan relevansi lulusan SMK dengan industri. Foto/BKHM.
JAKARTA – Implementasi Kurikulum Mandiri (IKM) dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2021. Implementasinya dimulai dari Sekolah Mengemudi dan Pusat Unggulan SMK.
Salah satu sekolah yang menerapkan IKM adalah SMK Negeri 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mulai menerapkan Kurikulum Mandiri sejak tahun lalu.
Kepala SMKN 1 Cibinong Sugiyo mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan penerapan IKM di sekolah tersebut. Hal ini karena manfaatnya adalah fleksibilitas dalam mengembangkan metode pengajaran pembelajaran berbasis pabrik dan pembelajaran berbasis proyek yang merupakan salah satu ciri dari Kurikulum Mandiri.
“Sekolah Menengah Kejuruan sangat menuntut siswanya mengembangkan kreativitas dan inovasi. Ini akan sangat terasah melalui model pembelajaran berbasis proyek dan teaching factory ini,” ujarnya dikutip dari laman Ditjen Diknas, Sabtu (20/ 5/2018). 2023).
Baca juga: Ciri-Ciri Anak Cerdas dan Memiliki IQ Tinggi yang Tidak Disadari Orang Tua
Memasuki tahun kedua penerapan Kurikulum Mandiri, SMP Sugiyo terus melakukan koordinasi kurikulum dengan beberapa industri. Kompetensi yang dimiliki mahasiswa diharapkan lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI).
“Jadi kalau menurut industri ada yang kurang akan kita tambahkan. Kalau industri bilang cukup, maka itu yang kita jalankan. Jadi, inilah kebebasan dan keleluasaan dalam Kurikulum Bebas,” ujar Sugiyo.
Karena itu, ia optimis penerapan kurikulum mandiri akan membuat lulusan SMK lebih relevan dengan kebutuhan DUDI. Apalagi, lanjut Sugiyo, keberhasilan SMK selama ini terlihat dari rekrutmen lulusannya yang terserap ke industri.
Baca juga: Kurikulum Mandiri Dukung Kebebasan Siswa untuk Berkreasi dan Belajar
Namun, tantangan paling mendesak yang dirasakan Sugiyo dari IKM terletak pada guru yang dituntut lebih kreatif dalam penguasaan materi pembelajaran. Guru menurutnya harus mendorong apapun yang diminta dan diinginkan siswa agar dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Sementara itu, secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi mengatakan, Kurikulum Gratis merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mentransformasikan pendidikan di Indonesia untuk mencetak SDM Indonesia yang unggul.
“Melalui IKM ini, kami berharap dapat mendorong lahirnya lulusan yang benar-benar kompeten, unggul dan relevan dengan kebutuhan industri,” ujar Saryadi.
Saryadi juga menyambut baik praktik baik IKM yang diterapkan di SMKN 1 Cibinong. Ia berharap penerapan Kurikulum Mandiri lebih masif tidak hanya di SMKN 1 Cibinong tetapi juga di sekolah lain khususnya SMK.
(TIDAK)