memuat…
Pertandingan sepak bola Tarkam di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berakhir ricuh. Beberapa pemain harus berlari untuk menyelamatkan diri di sawah. Foto/iNews TV/Bambang Sugiarto
JEMBER – Kejadian memalukan terjadi saat ia sedang bermain di Lapangan Besuk, Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Pertandingan sepak bola yang diadakan untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa berakhir ricuh.
Kisruh pertandingan sepak bola antardesa (Tarkam) yang mempertemukan tim Gajayana Wirowongso dan Patrang Jember diduga dipicu oleh pemain yang dipukul saat pertandingan. Permainan kasar di lapangan, memikat penggemar ke lapangan.
Fans yang terpancing emosi langsung mengerubungi para pemain di tengah lapangan. Bahkan, akibat keributan itu, sejumlah pemain lari ketakutan ke sawah warga, untuk menghindari keributan suporter.
Awalnya, pertandingan berlangsung aman dan tenang. Namun, setelah tim Patrang Jember tertinggal tiga gol, bahkan tidak memasukkan bola ke gawang lawan, pertandingan mulai memanas dan berubah menjadi kekerasan.
Permainan kasar para pemain Patrang Jember memicu emosi suporter yang sebagian besar mendukung tim Gajayana Wirowongso. Para pemain Patrang Jember ditangkap oleh suporter yang melompat ke atas lapangan.
Kisruhnya pertandingan sepak bola di bulan Ramadhan sangat disesalkan oleh pemerhati sepak bola Kabupaten Jember, Joni Budi Utomo. “Tentu saya sangat menyayangkan ketika kerusuhan ini terjadi, karena sepak bola sangat menjunjung tinggi semangat sportifitas,” ujarnya.
Ia melanjutkan, ke depan diharapkan tidak ada lagi gejolak di lapangan sepak bola, baik di tingkat daerah maupun di tingkat yang lebih tinggi, sehingga sepak bola bisa berkembang di Indonesia.
(Ya)