memuat…
Ambisi Sultan Agung, penguasa Kerajaan Mataram Islam, untuk memperluas wilayah kekuasaannya begitu tinggi. Hal ini menyebabkan Sultan Agung memperluas wilayahnya hingga ke timur Pulau Jawa. Termasuk wilayah Gresik, dimana pada saat itu Kerajaan Giri Kedaton didirikan oleh Sunan Giri, salah seorang Wali Songo.
Pada suatu ketika, Sultan Agung menginginkan agar Giri Kedaton yang juga merupakan pondok pesantren tunduk kepada Mataram. Namun hal tersebut ditolak dan membuat kawasan Giri Kedaton tidak dapat dikuasai oleh Sultan Agung.
Bahkan, Sunan Kawis Guwa, panglima Kerajaan Giri Kedaton, terang-terangan menolak, sebagaimana dikutip dari “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati ke Amangkurat II”. Akibat penolakan dari pimpinan Giri Kedaton, tidak ada satu pun pejabat Mataram yang berani menghadapi Giri yang sebenarnya hanya sebuah pondok pesantren.
Baca juga: Kisah Ratu Kalinyamat Memberikan Pusaka dan Wanita Cantik Kepada Pelopor Tanah Mataram
Ternyata para pejabat Mataram masih takut dengan kesakralan Walisongo, padahal balai tersebut sudah tidak ada lagi pada masa pemerintahan Sultan Agung. Sebaliknya, Sultan Agung menunjuk iparnya, Pangeran Pekik Putra Jayalengkara dari Surabaya untuk menghadapi Giri.
Pangeran Pekik akhirnya memimpin pasukannya untuk menyerang Giri Kedaton. Semangat tim Mataram bangkit karena Pangeran Pekik merupakan keturunan Sunan Ampel, sedangkan Sunan Kawis Guwa merupakan keturunan Sunan Giri I, dimana Sunan Giri I merupakan murid Sunan Ampel.
Dengan demikian, dari segi status sosial dan agama, Pangeran Pekik masih lebih tinggi dari Sunan Kawis Guwa.
Perang tersebut akhirnya dimenangkan oleh Mataram. Pada tahun 1636 Giri Kedaton menyerah sepenuhnya kepada Mataram. Sunan Kawis Guwa diundang untuk terus memimpin Giri dengan syarat harus tunduk kepada Mataram. Sejak itu wibawa Giri Kedaton memudar.
Penerus Sunan Kawis Guwa tidak lagi bergelar Sunan Giri, melainkan bergelar Panembahan Ageng Giri, Panembahan dan bergelar Giri, kemudian mempengaruhi penguasa Kerajaan Tanjungpura di Kalimantan Barat ketika masuk Islam dengan bergelar Panembahan Giri Kusuma.
Runtuhnya Kerajaan Giri Kedaton cukup ironis, karena Sunan Giri sendiri sebagai pendiri Kerajaan Giri Kedaton meramalkan bahwa keturunan Ki Ageng Pamanahan akan menjadi raja-raja besar dan menguasai pulau Jawa. Namun kerajaan yang didirikan oleh Sunan Giri diserang dan dihancurkan oleh keturunan Ki Ageng Pamanahan sendiri yang diramalkan oleh Sunan Giri.
(msd)