liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Patung Kepala Arca Raksasa Ditemukan di Kawasan Hutan Maribaya Lembang

Memuat…

Arca Patung Raksasa dan Ukiran Relief ditemukan tidak jauh dari objek wisata Air Terjun Curug Omas di kawasan Hutan Maribaya, KBB, yang merupakan bagian dari kawasan IR. H. Djuanda. Foto: MPI/Adi Haryanto

BANDUNG BARAT – patung kepala raksasa yang serupa patung serta pahatan relief yang terdapat di sekitar area tersebut Hutan Maribaya , Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang merupakan bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda. Ukuran kepala patung cukup besar dengan diameter sekitar tiga meter dan ditumbuhi lumut.

Patung berbentuk kepala manusia terlihat seperti napas lega dengan tiga gigi besar. Teksturnya juga lengkap, ada mata, hidung, mulut, dan telinga. Lokasi di bawah tebing tidak jauh dari objek wisata wisata Curug Omas.

Baca juga: 3 Arca dan Benda Bersejarah di Situs Srigading Merupakan Penemuan Tertua di Jawa Timur

“Patung kepala ini saya jumpai dan ukir relief saat menjebak lebah,” kata warga Koswara (42), Desa Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (20/12). /2022).

Menurutnya, sejak nenek moyangnya, penemuan arca dan relief itu dikenal dengan Baha, daerah Mesin dan Batu Lumping. Dia tidak menyangka istilah itu sebenarnya mengacu pada patung kepala manusia mesin kepiting dan pahatan kuda yang kemudian disebut kuda lumping batu.

Jika dari kejauhan tampak patung tersebut ditumbuhi semak belukar dan bambu. Selain itu, seluruh permukaan patung telah ditanami rumput liar. Arca tersebut tidak memiliki struktur tubuh yang lengkap karena hanya berupa kepala.

Sedangkan lokasi relief ditemukan di lereng terjal, sekitar 500 meter dari lokasi arca. Ukiran itu berisi sosok manusia berkuncir-berekor mengenakan selendang dan menunggangi binatang mirip kuda.

Baca juga: BPCB Serahkan Situs Srigading, Warisan Mpu Sindok, Tebar

Koswara mengaku tidak tahu kapan dan siapa yang membuat patung dan ukiran itu. Baik kakek maupun orang tuanya tidak pernah memberi tahu siapa yang membuat kedua benda tersebut. Apalagi patung dan ukiran berada di tengah hutan.

“Almarhum ayah saya sering membawa saya ke daerah itu ketika saya masih kecil dan tempat itu memang disebut buta. Mungkin karena ada patung yang terlihat seperti buta dan batu kuda lumping itu memang ada bekasnya,” ujarnya. .

Dari cerita orang tuanya, arca dan pahatan relief awalnya digunakan sebagai tempat pertapaan atau meditasi. Di lokasi tersebut sering dijumpai pertunjukan dupa, rokok, atau kelapa muda. Namun kini aktivitas tersebut tidak pernah ditemukan. “Katanya di daerah Bubas sering dijumpai dupa, tapi sekarang sudah jarang,” ujarnya.

(nama panggilan)