memuat…
Ratusan hektare sawah tadah hujan di enam kecamatan di Bandung Barat terancam kekeringan Foto/ilustrasi
BANDUNG BARAT – Sawah tadah hujan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang bergantung pada pasokan air hujan berpotensi mengalami kekeringan. Seiring dengan fenomena perubahan iklim El Nino yang dapat membuat musim kemarau semakin panjang.
Berdasarkan pemetaan Dinas Keamanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KBB, ada enam kecamatan yang sawah tadah hujannya belum bisa maksimal hasilnya. Yakni Kecamatan Batujajar, Cihampelas, Cipatat, Cipongkor, Saguling dan Sindangkerta.
“Keenam kabupaten tersebut paling rawan kekeringan karena persawahannya bergantung pada sistem irigasi dari air hujan,” kata Kepala DKPP KBB Lukmanul Hakim, Selasa (13/6/2023).
Menurutnya, ada ratusan hektare sawah dengan luasan berbeda di enam kabupaten tersebut. Selain air hujan, tidak ada cadangan sumber air lain yang dapat digunakan untuk mengairi sawah. Menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak pasokan air menjadi alternatif bagi petani.
Baca juga: 10 Kecamatan di Subang Akan Terimbas Pembangunan Tol Akses Patimban
Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Pemprov Jabar untuk mencari solusi guna menekan kerugian petani akibat kekeringan. Termasuk mengadakan program agar petani tetap bisa menanam dan berproduksi meski tidak menanam padi.
“Petani tetap harus produktif, tinggal bagaimana menyiapkan program di tengah minimnya pasokan air, mereka tetap bisa bercocok tanam dan mengolah lahan pertaniannya,” kata Lukman.
Selama ini, dia menyarankan petani untuk mengubah jenis tanaman padi menjadi tanaman yang relatif tidak membutuhkan banyak pasokan air. Penyuluh pertanian juga mendesak petani untuk menunda musim tanam untuk menghindari potensi kerugian akibat gagal panen.
“Dampaknya bisa penurunan hasil panen dan untuk menutupinya kami akan menghilangkan lumbung pangan di gudang Bulog milik Pemda KBB. Stok 10 ton bisa ditambah. Karena kemarin 3,5 ton dibagikan ke masyarakat di Kabupaten Saguling,” pungkasnya.
(msd)