memuat…
Tim Peneliti MTs Negeri 9 Bantul Raih Juara 2 Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Pameran Nasional Angkatan Udara 2023. Foto/Dok/MTsN 9 Bantul
JAKARTA – MTs Negeri 9 Bantul kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional. Tim Peneliti Madrasah meraih Juara II Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah National Air Force Fair 2023.
Pemenang kompetisi nasional diumumkan pada Jumat (17/2/2023). Tim Peneliti di MTsN 9 Bantul terdiri dari Aurel Wafa Nazir kelas IX E dan Nabila Rizma Khairunnisa kelas VIII E.
Baca juga: 29.237 Siswa Raih Pendaftar Madrasah Terbaik SNPDB, Perebutkan 3.000 Kursi Lebih
LKTIN telah diselenggarakan oleh SMA IT Al Irsyad Purwokerto sejak November 2022. Setelah melalui tahap abstrak, full paper, dan seleksi akhir, Aurel dan Nabila sukses mengulang prestasi siswa MTsN 9 Bantul selama 3 tahun berturut-turut di ajang ini. untuk menyoroti para peneliti muda ini.
Penelitian MTsN 9 Bantul berjudul “Branding ‘Bapaku Wiraku’: Upaya Meminimalkan Bullying Melalui Penulisan Puisi Akrostik Nama Ayah di Kelas VIII E MTsN 9 Bantul”. Penelitian ini disusun di bawah bimbingan guru Bahasa Indonesia MTsN 9 Bantul, Andrian Eka Saputra.
Andrian menuturkan, ide penelitian ini berawal dari keprihatinan Nabila yang merasa di kelasnya, VIII E, banyak terjadi perundungan verbal dengan menyebut nama ayahnya. Nabila merasa risih karena teman-temannya menganggap hal itu sebagai lelucon.
Baca juga: Haru! Putra Buruh Mewujudkan Impian Ibunya yang Terlambat Menjadi Dokter
“Di kelas saya, bullying verbal yang mengatasnamakan ayah saya menjadi bahan ejekan di kalangan siswa dan sangat meresahkan, padahal saya tidak di-bully,” jelas Nabila seperti dikutip dari website Kementerian Agama, Rabu (22/2). . /2023).
Dari permasalahan tersebut Nabila membawa Aurel dan Andrian untuk melakukan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian mereka di kelas VIII E MTsN 9 Bantul diketahui bahwa 77% siswa pernah mengalami perundungan dan 70% di antaranya dibully secara verbal dengan mengatasnamakan ayahnya.
Ditemukan juga bahwa 43% siswa yang diintimidasi merespons dengan cara yang sama. “Kalau bullying ini tidak dihentikan, akan menjadi mata rantai yang tidak ada habisnya,” kata Aurel.