memuat…
Tim Universitas Khairun yang mengembangkan sayuran lilin kalengan. Foto/SINDOnews/Neneng Zubaidah.
MOLUKU UTARA – Universitas Khairun Ternate (Unkhair) mengolah makanan khas Maluku Utara yaitu sayuran berlilin yang dikemas dalam kaleng. Dikemas dengan teknologi pengalengan, sayuran berlilin dapat dipromosikan ke luar negeri.
Dosen Teknologi Hasil Pertanian Universitas Khairun Ternate, Angela Wulansari mengatakan, lilin merupakan makanan khas Maluku Utara yang biasa disantap setiap hari dan menjadi hidangan wajib saat ada acara adat.
Sayur Linin adalah makanan tradisional Maluku Utara yang terbuat dari Sayur Linin (Saccharum edule) yang disajikan dengan santan.
“Kami ingin mempromosikan makanan tradisional Maluku Utara agar dikenal secara nasional,” kata Angela saat ditemui di Universitas Khairun, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (27/4/2023).
Baca juga: Implementasi Kurikulum Mandiri Menarik Minat Ribuan Sekolah di Maluku Utara
Dalam konteks ini, Angela yang satu tim dengan dosen Fakultas Ekonomi, Ikrima dan Siti Nurhaliza yang masih mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian mengolah sayuran berlilin yang dikemas dalam kaleng.
Ia menjelaskan, sayuran berlilin yang sudah dikalengkan bisa memperpanjang umur simpannya. “Ini karena umur simpannya pendek jika tidak dikalengkan. Kalau dikalengkan bisa bertahan sampai satu tahun,” ujarnya.
Dikatakannya, vegetable wax ini merupakan produk proses siap santap. “Cukup buka kalengnya, panaskan sebentar di microwave atau di atas kompor dan langsung sajikan,” ujarnya.
Makanan khas Maluku Utara yang dikemas dalam kaleng oleh Universitas Khairun. Foto/Neneng Zubaidah.